Minggu, 26 Februari 2012

sejarah SMKN 7 Bandung

SMK Negeri 7 Bandung dahulu dikenal dengan nama STM Negeri Kimia Bandung yang berlamat di Jl. Karapitan, tepatnya di SD Karapitan yang dipimpin oleh R. Junaedi dengan jumlah siswa hanya 11 orang. Saat itu jurusan yang dikembangkan adalah Kimia Industri (25 Agustus 1964). Tahun 1965 STM Negeri Kimia pindah ke Jl. Jend. Sudirman No.125 menempati bangunan bekas SD Tiong Hoa pemberian dari Komando Distrik Militer (Kodim). Pada tahun 1967 STM Negeri Kimia membuka jurusan Kimia Tekstil.


Tahun 1972-1986 STMN Kimia dipimpin oleh Drs. Saroyo yang terkenal dengan kedisiplinannya. Tahun 1986-1989 dipimpin oleh Drs. Darlan, yang dalam masa kepemimpinannya (Juli 1987) STMN Kimia pindah ke Jl. Buah Batu No.139 tepatnya disamping bangunan ASTI.


Tahun 1989-1997 STMN Kimia dipimpin oleh Drs. Rudiat, yang pada tahun 1991 pindah lokasi ke tempat yang lebih representatif yaitu di Jl. Soekarno-Hatta No.596 Bandung.
Tahun 1997-2001 STMN Kimia dipimpin oleh Drs. H. Kosasih Slamet yang dalam masa kepemimpinan beliau (1997) STMN Kimia berganti nama menjadi SMK Negeri 7 Bandung. Tahun 2001-2003 SMKN 7 Bandung dipimpin oleh Dedi Indrayana, S.Pd.


Tahun 2003-sekarang SMKN 7 Bandung dipimpin oleh Drs. Entis Sutresna, yang dalam masa kepemimpinannya dapat mengembangkan potensi menjadi sekolah favorit, dan membuka satu bidang program keahlian yaitu Analisis Kimia (2003).


Sejak kepemimpinan Drs. Entis Sutresna banyak hal yang telah dicapai diantaranya pada bulan Desember 2006 Mendapatkan Sertifikat ISO 9001 : 2000 yang mencirikan bahwa sekolah berstandar mutu manajemen internasional. Selain itu juga pada akhir tahun 2007 SMKN 7 Bandung dipercaya untuk mencanangkan Sekolah Bertaraf Internasional, dan sekian banyak lagi prestasi yang diraih selama rentang waktu beberapa tahun.


*dikutip dari : BLOG SMKN 7 BANDUNG

angklung :*

Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat berbahasa Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.

Teknik Permainan Angklung

Memainkan sebuah angklung sangat mudah. Seseorang tinggal memegang rangkanya pada salah satu tangan (biasanya tangan kiri) sehingga angklung tergantung bebas, sementara tangan lainnya (biasanya tangan kanan) menggoyangnya hingga berbunyi. Dalam hal ini, ada tiga teknik dasar menggoyang angklung:
  • Kurulung (getar), merupakan teknik paling umum dipakai, dimana tangan kanan memegang tabung dasar dan menggetarkan ke kiri-kanan berkali-kali selama nada ingin dimainkan.
  • Centok (sentak), adalah teknik dimana tabung dasar ditarik dengan cepat oleh jari ke telapak tangan kanan, sehingga angklung akan berbunyi sekali saja (stacato).
  • Tengkep, mirip seperti kurulung namun salah satu tabug ditahan tidak ikut bergetar. Pada angklung melodi, teknik ini menyebabkan angklung mengeluarka nada murni (satu nada melodi saja, tidak dua seperti biasanya). Sementara itu pada angklung akompanimen mayor, teknik ini digunakan untuk memainkan akord mayor (3 nada), sebab bila tidak ditengkep yang termainkan adalah akord dominan septim (4 nada).
*ini dia gambar-gambar angklung